Kondisi Lingkungan yang Optimal untuk Pertumbuhan Maggot, Apa Saja Ya?
Ditulis oleh: Garin Fadillah Hakim
Mahasiswa Program Studi Teknik dan Manajemen Lingkungan Sekolah Vokasi IPB University
Lalat tentara hitam atau yang biasa kita kenal dengan nama Black soldier Fly (BSF) berasal dari Amerika dan selanjutnya tersebar ke wilayah subtropis dan tropis di dunia. Lalat BSF berbeda dengan lalat yang lain karena memiliki kemampuan untuk mendegradasi limbah organik. Pemanfaatan lalat BSF dalam pendegradasian limbah organik dapat dilakukan ketika fase larva atau biasa disebut maggot.
Maggot dapat mendegradasi limbah organik karena adanya aktivitas selulolitik yang terjadi pada sistem pencernaannya. Menurut Supriyatna dan ukit (2016), usus maggot memiliki bakteri dengan kemampuan selulolitik tinggi diantaranya adalah Bacillus SP., Proteus morganii, dan Rumenococus SP. Dengan keberadaan bakteri selulotik tersebut, maggot dapat mendegradasi dan mengkonversi sampah organik menjadi protein dan lemak dalam biomassa tubuhnya.
Maggot memiliki kandungan protein dan lemak yang cukup tinggi, yaitu 40-50% protein dan 29-32% lemak (Bosch et al, 2014). Dengan kandungan protein dan lemak yang cukup tinggi tersebut, maggot dapat dijadikan pakan ternak.
Untuk mendapatkan maggot dengan kualitas yang bagus, perlu diperhatikan kondisi lingkungan dan sumber makanan yang optimal. Menurut Department of Sanitation, Water and Solid Waste for Development (SANDEC) (2017), kondisi lingkungan dan sumber makanan yang optimal bagi maggot adalah sebagai berikut:
- Iklim hangat
Suhu lingkungan 24-30°C merupakan kondisi yang ideal untuk pertumbuhan maggot. Apabila media tempat hidup maggot terlalu panas, maka akan menyebabkan maggot keluar dari reactor (biopond) untuk mencari tempat yang lebih dingin. Hal ini menyebabkan maggot makan lebih sedikit sehingga pertumbuhan maggot dan proses degradasi sampah menjadi kurang efektif.
- Lingkungan yang teduh
Maggot memiliki kecenderungan menghindari cahaya matahari dan akan mencari lingkungan yang lebih teduh. Sumber makanan yang terpapar sinar matahari akan menyebabkan maggot berpindah ke lapisan media yang lebih dalam sehingga tidak terpapar sinar matahari.
- Kandungan air
Sumber makanan yang digunakan sebagai pakan maggot harus lembab dan memiliki kandungan air antara 60% sampai 90% supaya dapat dicerna oleh maggot. Parameter sederhana untuk membedakan sampah yang cukup lembab untuk pakan maggot adalah dengan meremas satu genggam sampah organik. Apabila keluar air cukup banyak, dalam arti bukan hanya tetesan air saja, maka sampah tersebut dinilai layak untuk digunakan sebagai media dan pakan maggot.
Selain ketiga hal tersebut, hal lain yang perlu diperhatikan agar kualitas maggot menjadi lebih bagus adalah pengecekan kondisi biopond untuk memisahkan residu yang dihasilkan dari proses biokonversi. Biopond yang bersih akan membuat maggot hidup dengan nyaman dan pupuk maggot juga lebih mudah dipisahkan. Sanitasi secara rutin juga akan mengurangi bau tak sedap di sekitar biopond dan mencegah datangnya predator seperti tikus dan cicak, sehingga pertumbuhan maggot menjadi lebih maksimal.
Sumber: Dokumentasi penulis
Daftar Pustaka
Bosch DJ, Van Dalfsen QA, Mul VE, Hospers GA, Plukker JT. Increased risk of thromboembolism in esophageal cancer patients treated with neoadjuvant chemoradiotherapy.
SANDEC. 2017. Proses Pengolahan Sampah Organik dengan Black Soldier Fly (BSF). EAWG, Swiss.
Supriyatna, A dan Ukit. 2016. Screening and isolation of cellulolytic bacteria from gut of Black Soldier Flys Maggot (Hermetia illucens) feeding with rice straw. Journal of Biology & Biology Education. Biosaintifika 8(3): 314-320.